Postingan

Menampilkan postingan dari Januari, 2018

Kh Bisri Syansuri Dan Kepahlawanan

Gambar
kaumpesantren.com KH. Bisri Syansuri termasuk seorang pendiri NU (Nahdlatul ‘Ulama) di tahun 1926, dan kakek penulis dari jalur ibu. Orang Alim kelahiran Tayu Wetan (Pati) dan dikuburkan di Denayar (Jombang). Itu, terkenal sebagai Ra’is Am PBNU (1972-1980), setelah menjadi wakil Ra’is Am PBNU dibawah KH. A Wahab Hasbullah dari Tambakberas (Jombang), yang terletak 4 KM jauhnya. (1947-1990). Beliau terkenal sebagai pengamal sumber-sumber tertulis (Adillah Naqliyah) dan senantiasa memilih “pendapat yang keras” dalam Fi’qh/hukum Islam, berbeda dari sang kakak ipar KH. A.Wahab Hasbullah, yang sangat terkenal dengan pendapat pendapatnya yang “longgar”, sehingga dari kontras pendapat dua tokoh itu NU memperoleh faedah sangat besar. Menurut cerita beliau di pesantren Syaikhuna Khalil di Demangan (Bangkalan), mereka berdua bertemu sebagai santri. Dengan cepat Bisri yang miskin dan A. Wahab yang kaya itu segera menjadi erat. Mungkin karena watak kontras yang mereka miliki itu. Pemuda A

Surat Teguran Dari Habib Abu Bakar Assegaf Untuk NU Garis Lurus

Gambar
kaumpesantren.com Untuk ikhwani yang menamakan diri "NU Garis Lurus" hafidzokumullah... ﺃﻭﺻﻴﻜﻢ ﻭﺇﻳﺎﻳﺎ ﺑﺘﻘﻮﻯ ﺍﻟﻠﻪ Sebagai salah seorang nahdhiy, saya sangat yakin antum semua adalah pecinta NU sebagai jam'iyyah mubarakah diinan wajtima'an. Dan karena didorong oleh ghiroh dakwah yang tinggi, antum selama ini gigih mengkritisi pemikiran dan pemahaman yang menurut antum menyimpang dari manhaj assalafusshalih.   Terutama akhir-akhir ini pemikiran-pemikiran DR KH Said Aqil Siradj.  Namun demikian, atas dasar kecintaan kita terhadap NU, akan lebih baik jika ketidaksepakatan dengan pemangku jabatan di NU tersebut dituangkan dalam kritik dengan bahasa yang lebih santun dan elegan tanpa membawa-bawa NU secara jam'iyyah atau lembaga. Menamakan diri sebagai NUGL dan membuat logo NU dengan penambahan NUGL, menambah nama dan logo jam'iyyah yang kita cintai ini dari yang sudah disepakati oleh ulama'ana almutaqoddimin.  adahal, untuk membuat nama dan logo NU

Komunitas Sarkub- Tentang Mbah Shobib

Gambar
kaumpesantren.com ·  Tulisan ini kami petik dari  KH. A. Mustofa Bisri mengenai sosok rojulun sholih dari bumi jawatengah, berikut ulasanya. Aku sedang duduk sendiri di ruang tamu, setelah tamu-tamu pamit pulang, ketika datang seorang tua berpakaian petani, seperti baru saja mentas dari sawah. Begitu sampai pintu rumah, dia buka tudung kepalanya dan dengan berjongkok dia mendatangiku. Aku buru-buru mendapatkannya dan 'mendudukkannya' di sebelahku. Dengan sangat sopan, dia memperkenalkan dirinya. (MasyaAllah, aku kaget setengah mati. Inikah tokoh yang selama ini diceritakan orang dengan berbagai sebutan, seperti Kiai Khos, Kiai Nyentrik, 'Kiai jalanan', bahkan ada yang terang-terangan menyebutnya sebagai Wali? Kiai yang sering menolong orang dengan menyamar sebagai orang lain?). Selain ingin bersilaturahmi, tamu istimewaku itu minta izin untuk memberi sekedar 'uang jajan' kepada anak-anak TK Masyithoh yang letaknya di sebelah rumah. Dia minta

Maulana Al-Habib Lutfi Bin Yahya - Nasehat Tentang Anak Sholeh

Gambar
kaumpesantren.com Bagaimana mungkin bisa punya anak sholeh yang mendoakan kedua orang tuanya, kalau orang tuanya saja ingkar dan tidak pernah mendatangi para kyai, ulama dan orang saleh. Ayah Imam Ghazali itu bukan ulama, akan tetapi beliau hormat, mendekat dan mencintai ulama.  Meskipun penghasilannya tidak seberapa, beliau menyisihkan untuk membeli manisan yang ia hadiahkan kepada para ulama, seraya memohon kepada Allah agar dianugrahi anak sholeh seperti ulama-ulama yang ia kagumi. Allah menganugrahinya dua putra yang sholeh, keduanya menjadi ulama besar, keduanya terkenal di dunia Islam. Pertama, Muhammad bin Muhammad al-Ghazali, kedua Ahmad bin Muhammad al-Ghazali.  Orang biasa bisa melahirkan dua orang hebat karena cinta dan hormatnya kepada para ulama. Kita sekalian meskipun orang biasa, bukan keturunan Kiai, bukan keturunan ulama, bisa mempunyai anak-anak yang sholeh. Jangan berkecil hati, berdoa, dan mendekatlah kepada para kyai, para ulama. Allah Maha mend

Mauidhoh Mbah KH Maimoen Tentang Islam Indonesia

Gambar
Endi ono Islam kok mlebu nang negoro isih jaman shohabat, mesthi gedhe islame. Contohe Indonesia. Naliko shohabat geger zaman Kholifah Sayyidin 'Ali, balane Sayyidina 'Ali pecah dadi papat: 1. Sing nentang Ali, dadi khowarij. 2. Isih Pro Sayyidina Ali, kadang-kadang malah nyimpang, contone Syiah. 3. Netral. 4. Ono sing Diarani Ashabul Safinah sing ninggalno Negoro Arab lewat teluk Persia ngrangsek tekan Medan. Nang Medan ono kubur-kubur sing menurut syekh Yasin iku kuburan Ashabul Safinah. Yen ndelok Iki, Indonesia ketekan Islam isih zaman shohabat, lan aneh sebab sejone nang Indonesia ora kerono nyebarke agomo, ananging kerono ngungsi. Kadang berkembang'e Islam kerono ono wong sing ora Islam tapi seneng Islam. Jowo iku rame Islam kerono ono bangsa sing gak Islam tapi seneng Islam, yaiku wong Mongol. Yaiku kawitane bongso kang metu songko tirai besi. Wong Mongol melebu Nang jowo sak wuse Singosari ngruntuhake kerajaan Dhoho Kediri, sing dirajane pu