Sejarah Sastra Islam Yang Tenggelam Oleh Zaman


Jika kita mau menilik kebelakang , meluangkan waktu sebentar untuk membaca buku-buku sejarah islam akan banyak sekali kita jumpai hal-hal yang menarik untuk terus kita gali informasinya. Sejarah telah membuktikan sesuatu yang modern sekarang  itu tidak jauh beda dari zaman dulu, kalau sekarang lebih unggul bungkus dari pada isinya. Salah satu hal yang dulu sangat terkenal dan bisa memukau semua manusia adalah seni sastra yang pernah sangat populer dikalangan sastrawan islam.
Berikut beberapa negara yang banyak dijumpai sastrawan islam yang pernah tercatat sejarah.

Iran

Iran (atau Persia) adalah sebuah negara Timur Tengah yang terletak di Asia Barat Daya. Meski di dalam negeri negara ini telah dikenal sebagai Iran sejak zaman kuno, hingga tahun 1935 Iran masih dipanggil Persia di dunia Barat. Pada tahun 1959, Mohammad Reza Shah Pahlavi mengumumkan bahwa kedua istilah tersebut boleh digunakan. Nama Iran adalah sebuah kognat perkataan "Arya" yang berarti "Tanah Bangsa Arya".
Kebudayaan Iran telah lama memengaruhi kebudayaan-kebudayaan lain di Timur Tengah dan Asia Tengah. Malahan, Bahasa Persia merupakan bahasa intelektual selama milenium kedua Masehi. Kebanyakan hasil tulisan Persia diterjemahkan ke dalam Bahasa Arab semasa kekholifahan Islam. Pada zaman awal Islam di Persia, kebanyakan karya Persia ditulis dalam Bahasa Arab. Tetapi, ketika zaman pemerintahan Umayyah, orang-orang Persia ditindas oleh bangsa Arab. Ini menyebabkan banyak tokoh intelektual Persia mulai menggunakan bahasa Persia dalam tulisan mereka. Salah satu karya ini ialah kitab Shahnameh hasil tulisan Ferdowsi, sebuah karya mengenai sejarah negara Iran.
Dimasa kontemporer, terdapat cendikiawan Iran yang terkemuka yaitu Ayatullah Khamenei. Sayid Ali Huseini Khamenei, Pemimpin Besar Revolusi Islam adalah putra almarhum Hujjatul Islam wal Muslimin Haj Sayid Javad Husaini Khamenei. Beliau  lahir pada tanggal 24 Tir 1318 Hijriah Syamsiah (16 Juli 1939) atau bertepatan dengan tanggal 28 Shafar 1357 Hijriah di kota suci Mashad. Di antara karya-karya tulisannya adalah “ Taudhihul Masail”, “Manasik Haj”, dan “Izdiwaj dar Islam”.
Dalam literatur cerita modern Iran, karya-karya yang terinspirasi dari perang yang dipaksakan oleh rezim Saddam Hussein telah diangkat dalam cerita, di mana jarak antara para penulisnya dan medan perang tidak terlalu jauh. Kebanyakan mereka menyaksikan peristiwa perang dan bahkan hadir di tengah-tengah perang. Puluhan cerita panjang dan roman serta ratusan cerita pendek merupakan hasil kerja keras para penulis Iran tentang agresi pasukan Irak di bawah pimpinan Saddam atau Perang Pertahanan Suci (Perang Irak-Iran).

Albania

Albania adalah sebuah negara yang terletak di Eropa bagian tenggara. Albania berbatasan dengan Montenegro di sebelah utara, Serbia (Kosovo) di timur laut, Republik Makedonia di timur, dan Yunani di selatan. Laut Adriatik terletak di sebelah barat Albania, sedangkan Laut Ionia di barat daya. Albania di dalam bahasanya dipanggil Shqipëria, yang berarti Tanah Air Burung Elang. Oleh itu, gambar burung elang berkepala dua dapat dilihat di benderanya serta emblemnya. Nama "Albania" pula mungkin berasal dari perkataan Indo-Eropa albh (putih).

Kalifah Usmaniyah menguasai Albania antara 1385-1912. Selama masa ini, kebanyakan penduduk masuk Islam, dan penduduk Albania juga beremigrasi ke Italia, Yunani, Mesir dan Turki. Walau pengawasannya secara singkat terganggu oleh pergolakan 1443-1478, dipimpin oleh Gjergj Kastrioti Skenderbeg, Khilafah Turki Utsmani akhirnya menegaskan kembali penguasaan mereka.


Pada awal abad ke-20, Khilafah Turki Utsmani tak dapat mengendalikan kontrolnya di sini. Liga Prizren (1878) memperkenalkan gagasan negara kebangsaan Albania dan menciptakan alfabet Albania modern. Menyusul akhir Perang Balkan I, orang-orang Albania mengeluarkan Proklamasi Vlore pada 28 November 1912, mendeklarasikan 'kemerdekaan'. Perbatasan Albania ditetapkan oleh Kekuatan Besar pada 1913. Integritas wilayah Albania ditegaskan di Konferensi Perdamaian Paris pada 1919, setelah Presiden Amerika Serikat Woodrow Wilson menolak rencana dengan kekuatan Eropa untuk membagi Albania di antara tetangganya.

Selama Perang Dunia II, Albania dicaplok pertama kali oleh Italia (1939-43) dan kemudian oleh Jerman (1943-44). Setelah perang, pemimpin Partai Komunis Enver Hoxha mengatur melindungi integritas wilayah Albania selama 40 tahun berikutnya, namun memerlukan harga politik yang sangat mahal dari penduduknya, yang ditundukkan untuk membersihkan, mengurangi, penindasan hak sipil dan politik, larangan total pada praktek keagamaan, dan meningkatkan isolasi. Albania yang setia pada filsafat Stalinis yang keras, akhirnya menarik diri dari Pakta Warsawa pada 1968 dan menjauhkan diri dari sekutu terakhirnya, Republik Rakyat Cina pada 1978.

Menyusul kematian Hoxha pada 1985 dan kemudian kejatuhan komunisme pada 1991, masyarakat Albania berjuang menanggulangi isolasi dan ketertinggalan sejarahnya. Selama masa transisi awal, pemerintah Albania memandang ikatan yang lebih dekat dengan Barat agar memperbaiki keadaan ekonomi dan memperkenalkan reformasi demokrasi dasar, termasuk sistem multipartai.

Pada masa kontemporer, di Albania terdapat seorang sastrawan terkemuka bernama Ismail Kadare lahir dan tumbuh di kota Gjinokaster, Albania. Ia belajar sastra di University of Tirane dan menghabiskan tiga tahun untuk menyelesaikan pasca sarjana di Gorky Institute di Moscow. The General adalah novel pertamanya, dipublikasi sekembalinya ke Albania pada 1962, saat ia duapuluh enam tahun.

Kadare sering dibandingkan dengan Kafka dan Orwel, tapi ia punya bentuk aseli, universal sekaligus berakar kuat di negerinya sendiri. Lebih dari empat puluh tahun Albania hidup di bawah diktator Komunis, Enver Hoxha, terutama cap kekejian Stalinisme yang bertahan lebih lama disbanding negara Eropa Timur lain. Kadare menggunakan beragam genre tulisan dan gaya alegori, satir, penjarakan sejarah, mitologi guna menghindari sensor kejam dan pembalasan mematikan Hoxha terhadap setiap bentuk pembangkangan. Karyanya adalah kronikel mengenai dekade-dekade mengerikan kendati kisah-kisahnya sering disituasikan dalam masa lalu yang jauh dan di negeri-negeri berbeda. Dua dari novel-novel paling terkenalnya, The Palace of Dreams dan The Pyramid, masing-masing berlatar masa Kekaisaran Ottoman dan Mesir kuno, sementara The Great Winter dan The Concert dengan jelas merujuk pada putusnya Hoxha dengan Rusia dibawah Khrushchev dan dengan China setelah mangkatnya Mao.

Afganistan

Republik Islam Afganistan (Pashtun/Dari-Parsi: افغانستان, Afğānistān) adalah sebuah negara di Asia Tengah. Ia kadang-kadang digolongkan sebagai bagian dari Asia Selatan atau Timur Tengah karena kedekatannya dengan Plato Iran. Afganistan berbatasan dengan Iran di sebelah barat, Pakistan di selatan dan timur, Tajikistan, Turkmenistan, Uzbekistan di utara, dan Republik Rakyat Cina di ujung timur. Afganistan juga berbatasan dengan Kashmir, wilayah yang dipersengketakan oleh India dan Pakistan. Afganistan merupakan salah satu negara termiskin di dunia.

Pada kurun waktu antara tergulingnya rezim pemerintahan Taliban pada 2001 dan Loya jirga (sidang majelis Musyawarah Tradisional) tahun 2004, dunia Barat menyebut negara ini dengan nama Negara Islam Transisi Afganistan. Banyak monumen bersejarah negara ini rusak dalam perang tahun-tahun terakhir. 2 unit Patung Buddha Bamiyan yang terkenal di Provinsi Bamiyan dihancurkan Taliban karena dianggap sebagai lambang agama lain.
Orang Afganistan dikenal sebagai penunggang kuda. Olahraga yang terkenal seperti Buzkashi terkenal di sana. Sebelum Taliban memegang kekuasaan, kota Kabul merupakan tempat tinggal banyak musisi yang ahli dalam musik Afganistan tradisional dan modern. Kabul pada paruh abad ke-20 sama dengan Wina selama abad XVIII dan XIX. Afghanistan termasuk Negara konflik. Sastra yang berkembang pada saat ini banyak menuliskan tentang kebebasan, nasib-nasib rakyat Afghanistan dan nasib wanita-wanita Afghanistan.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Tentang Nahwu Seri 3

Belajar Jawahirul Maknun- Tentang Fashohah,Tanafur,Ta'qid

Surah at Takatsur 102