Bodoh Hal Sejarah Akibatnya Seperti Ini, Mendemo Patung Dikira Simbol PKI


Ungkapan seperti ini yang pantas disebut fitnah atau bodoh mengenai sejarah"Menurut saya siapapun boleh berpendapat. Tapi, saya percaya dari [keterangan] senior-senior saya para pegiat antikomunis dan para purnawirawan bahwa Tugu Tani adalah simbol PKI," ujar Koordinator FUIB Rahmat Himran kepada wartawan di kompleks Taman Ismail Marzuki, Jakarta, Kamis (28/9).

Tugu Tani disasar karena dituding massa aksi yang digagas Aliansi Mahasiswa dan Pemuda Antikomunisme dan Forum Umat Islam Bersatu (FUIB) sebagai simbol komunis. Padahal, berdasarkan keterangan Sejarawan Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) Asvi Warman Adam, Tugu Tani justru terkait pembebasan Irian Barat.

Tak hanya itu, Rahmat pun menegaskan bahwa Tugu Tani adalah simbol komunisme yang masih tersisa di tengah kota Jakarta. Patung itu menggambarkan seorang perempuan dan lelaki bercaping memegang senapan dengan bayonet.

Selain itu Sekjen FUI Al Khaththath Minta Patung Tugu Tani Dirobohkan karena Melanggar Undang-undang dengan bukti bertahun-tahun bawa senjata


"Patung ini dibangun karena terjadinya sejarah kelam peristiwa PKI di Indonesia, dengan menggambarkan patung tani yang menari, memegang senjata dan pakai topi petani. Ini PKI sekali," ujar Rahmat.

Atas dasar itu, Rahmat dan kawan-kawan pun menilai patung yang sebetulnya diletakkan dan diresmikan Presiden pertama RI, Sukarno silam sangat cocok untuk dijadikan tempat aksi menolak komunisme yang ditudingnya hendak tumbuh lagi di Indonesia.

"Tema idenya bercerita tentang seorang ibu yang melepas anaknya yang mau pergi perang. Itu simbol petani, itu simbol rakyat yang mendukung perjuangan militer membebaskan Irian Barat, bukan tentara komunis," ujar Asvi.

Pada tembok yang menopang keberadaan patung itu disematkan pula prasasti bertuliskan, 'Hanja Bangsa Jang Menghargai Pahlawan-Pahlawannja Dapat Mendjadi Bangsa Jang Besar' Ungkapn seperti ini dia ungkapkan melalui sebuah tulisan yang dimuat cnn indonesia.com.

Kemudian, patung itu menjadi sumbangan Uni Soviet kepada Indonesia sebagai dua negara yang bersahabat kala itu. Sedari dulu pun, Uni Soviet banyak membantu pembangunan di Indonesia, misalnya Stadion Gelora Bung Karno di Senayan, yang pada masa Orde Baru namanya diubah menjadi Stadion Utama Senayan.

Karena itu, Asvi menilai, aksi 299 yang salah satunya berlokasi di Tugu Tani menjadi tidak 'nyambung' antara konteks sejarah dan tema aksi yang bertujuan mengingatkan kembali bahaya komunisme.

"Jadi tidak masuk akal, karena konteksnya Tugu Tani itu simbol perjuangan Pembebasan Irian Barat, bukan komunis," ujar Asvi.

kaumpesantren.com (30/09/2017)

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Tentang Nahwu Seri 3

Belajar Jawahirul Maknun- Tentang Fashohah,Tanafur,Ta'qid

Surah at Takatsur 102