Mahfud MD Singgung 2 Koruptor Kelas Kakap Partai PKS


Publik sedang dihebohkan oleh pernyataan Mahfud MD yang begitu khas, telak, jelas dan menohok. “PKS telah melahirkan dua koruptor besar.” Semua orang mendadak bungkam tak berani menjawab. PKS yang dulu dikenal sangar dan siap perang dengan siapa saja, bahkan tak takut berhadapan dengan KPK, kini nampak senyap dan sepi. Sehingga pernyataan Mahfud terdengar begitu agung tak terbantahkan.
Apakah karena Mahfud adalah orang Madura yang nyalinya lebih besar? Ataukah karena Mahfud adalah profesor beneran yang tak akan mundur jika ditantang berdebat? Atau karena Mahfud benar-benar tau kebusukan-kebusukan PKS sehingga partai tersebut bungkam dan tak berani melawan? Sebab kalau melawan, maka Mahfud bisa berkomentar jauh lebih telak lagi.
Apapun alasannya, biarlah itu menjadi urusan PKS. Setahu saya, partai yang sedang anjlok-anjloknya pasca ditangkapnya sang ketua umum LHI, sampai saat ini masih dalam kondisi sangat kritis. Terlebih partai tersebut baru saja kalah melawan seorang Fahri Hamzah. iya, satu partai lengkap dengan dewan syuro dan kader-kader dan murobbinya, kalah oleh satu orang Fahri Hamzah. Haha sangat tak punya wibawa.
Tapi saya jadi tertarik untuk berpikir dan menganalisis siapa 2 orang koruptor besar yang dimaksud Mahfud? Dan setelah shalat jumat ini saya baru sadar, rupanya memang ada dua koruptor besar yang sangat tega, tidak punya hati. Mereka adalah LHI dan Gatot Pujo Nugroho.
LHI ditangkap KPK saat masih menjabat sebagai ketua umum PKS. Dia kemudian divonis 16 tahun penjara. Namun karena merasa keberatan dan mengajukan banding, LHI malah diperberat hukumannya menjadi 18 tahun penjara dan dicabut hak politiknya. Entah kebetulan atau tidak, pimpinan PKS ini apes karena harus berhadapan dengan ketua majelis hakim yang sekampung dengan Mahfud MD.
Lalu mengapa LHI disebut sebagai koruptor besar? Bukankah ada yang lebih besar? Malah kalau kita membaca pembelaan kader-kader unyu PKS, LHI tidak merugikan negara, tidak ada APBN atau APBD yang diambil. Tapi mengapa kemudian disebut koruptor besar?
Koruptor itu bukan sekedar yang mengambil APBN atau APBD, tetapi juga yang menerima suap dan menggunakan jabatannya untuk kepentingan penyuap. Contoh koruptor lain yang akhirnya divonis hukuman seumur hidup, nyatanya tak merugikan negara, tidak nyolong APBN atau APBD. Dia hanya menerima suap. Siapa dia? Akil Mukhtar.
Kasus penyuapan memang lebih membahayakan, maka dari itu hukumannya pun pasti jauh lebih berat dari koruptor yang main proyek APBN. Karena kasus suap sulit sekali dilacak, dan pelaku bisa mendapatkan jauh lebih banyak dari yang bisa diungkap dan dibuktikan di persidangan.
Selain itu, LHI masuk dalam koruptor besar sebab dia mempermainkan hajat orang banyak, kebutuhan seluruh masyarakat Indonesia yang jumlahnya jutaan orang. Kuota impor daging sapi. Bahkan setan pun kalau disuruh melakukan korupsi sekeji itu, rasanya tidak akan tega. Ini manusia, pimpinan PKS tega melakukannya.
Harga daging sapi di masa pemerintahan SBY sempat mengalami kenaikan harga yang sangat tidak masuk akal. Bahkan SBY sempat marah-marah kepada menterinya yang dianggap gagal mengendalikan harga daging sapi. Entah kebetulan atau tidak, gejolak harga daging sapi baru ada di pemerintahan SBY periode dua, saat PKS sedang dekat-dekatnya.
Selain LHI, koruptor besar yang disebut Mahfud kemungkinan adalah Gatot Pujo Nugroho. Tahun lalu, Gatot sudah divonis 6 tahun penjara. Namun kasusnya masih terus berlanjut hingga sekarang, dan masih menghadirkan Gatot sebagai saksi di beberapa persidangan. Ini menunjukkan betapa kasus korupsi di Sumut yang selama ini menjadi basis PKS benar-benar luar biasa terstruktur, sistematis dan massif.
Bayangkan, 38 anggota DPRD kompak jadi tersangka pasca terbongkarnya kasus Gatot sang Gubernur. 38 orang ini merupakan orang-orang yang diduga menerima suap sebanyak 350 juta per orang dari sang Gubernur Sumut. Ini benar-benar contoh korupsi jemaah yang paling memprihatinkan. Sehingga wajar saja kalau Sumut tidak berbenah dan semakin tertinggal, karena dari Gubernur sampai DPRD nya kompak melakukan korupsi. Lalu apa yang bisa diharapkan dari partai penguasa daerah seperti itu?
Dan jangan lupa, kasus korupsi yang menjerat Gatot juga merupakan area yang membutuhkan tingkat ketegaan melebihi hati setan. Yaitu korupsi dana hibah dan bantuan sosial. Kalau korupsi pengadaan kantor atau alquran mungkin tak terlalu menyesakkan, ini dana hibah dan bantuan sosial. Penerimanya jelas adalah orang-orang miskin dan membutuhkan. Dana itu pula yang dikorupsi oleh kader terbaik PKS.
Saya pikir cukup sampai di sini, kalau dilanjutkan saya bisa emosi. Sementara emosi dapat membatalkan puasa. Daripada kita semua emosi gara-gara PKS, mending kita akhiri saja. Nanti setelah buka baru boleh lanjutin, hahaha.
Salam surga dari cucu Nabi.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Tentang Nahwu Seri 3

Belajar Jawahirul Maknun- Tentang Fashohah,Tanafur,Ta'qid

Surah at Takatsur 102