Postingan

Pesan K.h Maimoen Zubair

Gambar
Hidup itu tidak lepas dari berbagai aktifitas termasuk kerja untuk mencari kebutuhan sehari-hari, itu pasti dilakukan untuk semua manusia. dengan bekerja manusia bisa melaksanakan hal-hal lain tentunya dengan uang kita memenuhi keinginan yang kita harapan. Berikut Cuplikan sebuah doa penunjang kecukupan rizqi dari KH. Maimoen Zubair  KH Maimoen Zubair, Pengasuh Pesantren Al-Anwar Sarang, dalam berbagai kesempatan memberikan pesan pada para santrinya, agar hidup mereka diberi kemudahan, keberkahan dan dilapangkan rezekinya. Ini pesan salah satu Kyai Sepuh Ahlusunnah wal Jamaah ini; “Mbesok nek wes omah-omah, ojo lali, angger mlebu omah moco Qulhu ping pisan”. (Besok jika sudah berumah tangga, setiap masuk rumah jangan lupa membaca surat Al Ikhlas walaupun cuma sekali.) Ternyata pesan beliau ini bukan sembarang nasihat, karena hal itu telah disabdakan oleh Junjungan Kita, Nabi Besar Muhammad SAW, عن سهل بن سعد : « جاء رجل إلى النبي صلى الله عليه وسلم وشكا إليه الفق

Waspadalah NU Dalam Bidikan

Gambar
Tanpa bermaksud menggurui, untuk sekedar mengingatkan bhw NU dalam " kepungan " kelompok-kelompok ideologi (Nasional & Trans Nasional) yg memiliki agenda bersama & terselubung ( konspirasi ) untuk membongkar Kemapanan Aswaja NU dalam NKRI yaitu Wahabi dan kroco-kroconya Setelah sekian lama bermanuver, akhirnya mereka menemukan momentum bersama dg mengusung sentimen keagaaman berbalut politik. Tak ayal, terkait case 411 & 212 dan jilid2 berikutnya mereka tampak kompak memposisikan NU seperti "Common Enemy". Alih2 membela agama, justru tokoh2 dan ulama NU jadi target penistaan tanpa batas dg segala label hujatan & cacian, seolah mereka paling benar & Islami. Btw, itulah watak sejati mereka terhadap NU & Nahdliyyin. Dlm kompetisi sehat & sportif jika mereka bermain sendiri2 sendiri tentu bukan tandingan NU dari kacamata manapun, mengingat NU yg notabene mayoritas dan jd mainstream ideologi Islam nasional. Di samping itu, mereka seca

Pengakuan Seorang Kader PKS

Gambar
Testimoni ini ditulis oleh seorang mantan kader PKS dari UI bernama Arbania Fitriani, sebagai "note" pribadi di facebook Pertama-tama, saya menuliskan pengalaman saya ini tidak untuk menjatuhkan atau menjelek-jelekkan salah satu partai besar di Indonesia. Saya hanya ingin berbagi pengalaman untuk menjadi bahan renungan para pembaca agar dapat lebih mengenal PKS dari dalam. Tulisan ini dimaksudkan agar masyarakat dapat mengenal PKS secara objektif, agar rakyat Indonesia mengetahui apakah PKS benar-benar mengusung kepentingan rakyat Indonesia atau justru sedang mengkhianati masyarakat dan para kadernya sendiri dengan sentimen keagamaan serta jargon sebagai partai bersih. Sayangnya, banyak masyarakat dan orang-orang di dalam tubuh PKS ini pun tidak menyadarinya. Bagian tersebut akan saya jelaskan secara singkat di akhir cerita saya, dan sekarang saya ingin berbagi dulu kepada para pembaca mengenai sistem pengkaderan PKS yang sangat canggih dan sistematis sehingga d

Mbah Liem Yang Khoriqul Adat

Gambar
MBAH LIM ~ Mbah Lim tiba-tiba mendekati wartawan majalah Tempo dan menjewer kuping sang wartawan berkali-kali. “Kalau santri-kiai nggladrah  (tak jelas), bagaimana nanti NKRI? Kalau santri-kiai sudah bengkok kiblatnya, bagaimana nasib RI dan isinya? Diobok-obok,” ujarnya lagi ~ — Sumber : Majalah Tempo.  Di kalangan pesantren NU, tokoh Kiai nyeleneh adalah hal biasa. Sebab dalam khazanah Islam memang ada fenomena yang disebut khawariqul adah, hal yang menyimpang dari kebiasaan. Ada banyak macam kenylenehan, mulai dari yang berhubungan dengan kekuatan spiritual hingga ke sikap/tingkah laku. Mereka "dihadirkan" Tuhan barangkali untuk, salah satunya, menciptakan keseimbangan yang misterius. Dalam setiap zaman selalu ada orang-orang seperti mereka yang tak jarang menimbulkan kontroversi. Mereka mengemban misi tertentu yang tidak banyak diketahui orang — semacam "intelejen Ilahiah." Salah satunya adalah mbah Muslim Imampuro, Klaten. Keanehannya sudah ma

Presiden Jokowi Yang Sopan Dan Baik Hati

Gambar
kaum pesantren Sebuah video saat Presiden Joko Widodo merunduk sambil merendahkan badan dan tangannya khas santri ketika berjalan melewati para Kiai, Gubernur bahkan politisi beredar luas di media sosial. Video tersebut dengan cepat beredar di Facebook, WhatsApp hingga youtube. Sikap sang Presiden yang ditunjukkannya saat ia menuju podium untuk menyampaikan amanat, menuai pujian meskipun tak sedikit yang tetap menudingnya sebagai kepalsuan dan pencitraan. Sikap yang dinilai tak biasa dilakukan oleh sekaliber Presiden justru membuat banyak orang merenung dan introspeksi. Bila seorang Presiden saja tak segan bersikap sopan layaknya seorang santri kepada guru-gurunya atau kepada yang lebih tua, lalu kita yang bukan siapa-siapa mengapa justru kerap terlalu berbangga hingga mengabaikan norma dan etika. Saya yang berada tak terlalu jauh dari panggung, dapat menyaksikan langsung momen-momen penting itu. Para santri dan alumni terkesima, termasuk sebagian tokoh dan Kiai yang du

Kisah Gus Miek, Babi, Dan Santri

Gambar
kaum pesantren Seorang santri senior diajak masuk ke sebuah restoran China dan dipesankan babi guling bakar oleh Gus Miek (KH. Hamim Dzajuli). Setelah makanan tersaji, Gus Miek berkata, "Ayo dimakan!" Santri senior yang dari tadi sebenarnya sudah kebingungan, kini semakin bingung bagaimana menjawabnya. Mau dimakan, itu daging babi? Tidak dimakan, yang memerintahkan itu Gus Miek? Seorang Kiai yang ia yakini sebagai Wali. Terbayang olehnya banyak kisah yang pernah ia dengar, bahwa setiap kali Gus Miek minum bir, maka sebelum menyentuh bibir, bir itu berubah menjadi air putih dan lain-lain. Dengan harap-harap cemas, ia pun memutuskan untuk memakan daging babi tersebut. Siapa tahu di mulutnya nanti, daging babi ini akan berubah jadi daging kambing. Hahahaha .... Sebelum daging babi itu masuk ke mulutnya, tiba-tiba "Plaaakkkkk ...!" sebuah tamparan keras mendarat di pipinya. Gus Miek dengan wajah marah berkata, "Mondok berapa tahun, kok tidak

Kh Bisri Syansuri Dan Kepahlawanan

Gambar
kaumpesantren.com KH. Bisri Syansuri termasuk seorang pendiri NU (Nahdlatul ‘Ulama) di tahun 1926, dan kakek penulis dari jalur ibu. Orang Alim kelahiran Tayu Wetan (Pati) dan dikuburkan di Denayar (Jombang). Itu, terkenal sebagai Ra’is Am PBNU (1972-1980), setelah menjadi wakil Ra’is Am PBNU dibawah KH. A Wahab Hasbullah dari Tambakberas (Jombang), yang terletak 4 KM jauhnya. (1947-1990). Beliau terkenal sebagai pengamal sumber-sumber tertulis (Adillah Naqliyah) dan senantiasa memilih “pendapat yang keras” dalam Fi’qh/hukum Islam, berbeda dari sang kakak ipar KH. A.Wahab Hasbullah, yang sangat terkenal dengan pendapat pendapatnya yang “longgar”, sehingga dari kontras pendapat dua tokoh itu NU memperoleh faedah sangat besar. Menurut cerita beliau di pesantren Syaikhuna Khalil di Demangan (Bangkalan), mereka berdua bertemu sebagai santri. Dengan cepat Bisri yang miskin dan A. Wahab yang kaya itu segera menjadi erat. Mungkin karena watak kontras yang mereka miliki itu. Pemuda A