Jangan Remehkan Kehebatan Do’a Malam
Imâm Syâfi’i rahimahullâh (wafat: 204-H) berkata dalam bait syairnya: أَتَهْزَأُ بِالدُّعَاءِ وَتَزْدَرِيْهِ ** وَمَا تَدْرِيْ بِمَا صَنَعَ الْدُّعَاءُ “Apa engkau mencemooh do’a dan meremehkannya? ** Kau tidak tahu apa yang mampu dilakukan oleh do’a.” سِهَامُ اللَّيْلِ لاَ تُخْطِي ** لَهَا أَمَدٌ وَلِلْأَمَدِ انْقِضَاءُ “Panah malam (yakni: dua tangan yang menengadah pada Allâh di malam hari) tak akan pernah kembali dengan sesuatu yang hampa ** Dia memiliki tujuan, dan setiap tujuan pasti memiliki akhir pemberhentian.” Bait syair di atas menggambarkan betapa do’a, bagi seorang mukmin, merupakan harapan terbesar yang senantiasa ada menemani dalam setiap problem kehidupan yang dihadapinya. Ketika tidak sedikit orang telah pupus dalam harapan, hancur dalam mimpi dan asa, seorang mukmin selalu optimis dan yakin bahwa di sana selalu ada jalan untuk keluar, selalu ada keajaiban ilahi yang bisa terjadi melalui do’a. Bukankah Allâh, sebagai Pemilik alam semesta ini dengan segen