Mengenal Siapa Itu Tuhan
Pepatah mengatakan: Tak jumpa maka tak kenal, tak kenal maka tak cinta. Cinta kepada Allah semata. Cinta kasih adalah rahasia Allah.
Alloh- adalah dzat yang menciptakan manusia dalam
bayangan Rahman (hadist Rosululloh).
Bagaimana caranya kita mengenal
Dzat Allah? Dimana? Kemana kita harus mencari Dzat Allah? Apakah harus ke
Mekkah ataukah ke negeri Cina? Apakah sedemikian jauhnya Dzat Allah itu berada?
Bagi umat Islam sebagai bahan
rujukannya adalah Al Qur’an dan hadist Rosulullah.
BERDASARKAN AL QUR’AN ADALAH
SEBAGAI BERIKUT :
1. BILA HAMBA-HAMBA KU BERTANYA
TENTANG AKU KATAKANLAH BAHWA AKU DEKAT (AL BAQARAH 2 : 186).
2. LEBIH DEKAT AKU DARI PADA URAT
LEHER (AL QAF 50 : 16).
3. KAMI AKAN PERLIHATKAN KEPADA
MEREKA TANDA-TANDA (AYAT-AYAT) KAMI DI SEGENAP PENJURU DAN PADA DIRI MEREKA
(FUSHSHILAT 41 : 53).
4. DZAT ALLAH MELIPUTI SEGALA
SESUATU (FUSHSHILAT 41 : 54).
5. DIA (ALLAH) BERSAMAMU
DIMANAPUN KAMU BERADA
(AL HADID 57 : 4).
6. KAMI TELAH MENGUTUS SEORANG
UTUSAN DALAM NAFS (DIRI)-MU (AT TAUBAH 9 : 128).
7. DI DALAM DIRI-MU APAKAH ENGKAU
TIDAK MEMPERHATIKAN (ADZ DZAARIYAAT 51 : 21).
8. TUHAN MENEMPATKAN DIRI ANTARA
MANUSIA DENGAN QOLBUNYA (AL ANFAAL 8 : 24).
9. AKU CIPTAKAN MANUSIA DENGAN
CARA YANG SEMPURNA
(AT TIN 95 : 4).
Manusia
diciptakan dengan cara yang sempurna. Berarti bahan dasarnya juga harus
sempurna yaitu Dzat Yang Maha Sempurna. SETELAH AKU SEMPURNAKAN KEJADIANNYA AKU
TIUPKAN RUH-KU KE DALAMNYA ( AL HIJR 15 : 29 ). Berarti Dzat Allah berada di
dalam diri setiap manusia, baik mata belo maupun mata sipit, hidung mancung
maupun pesek, kulit hitam, putih, coklat maupun kuning.
Kita semua
tenggelam atau baqo' dalam Tuhan. Bila Jubah Allah itu bulat seperti bola maka
kita semua seperti berada di dalam bola yang kemanapun kita menghadap baik
kekiri, ke kanan, ke atas maupun kebawah disanalah Wajah Allah. DIA ada
dimana-mana namun dalam ke-Esa-an-NYA, DIA tidak kemana-mana.
HADITS QUDSI DAN HADITS
RASULULLAH :
1. MAN AROFA NAFSAHU FAQOD AROFA
ROBBAHU : Barang siapa mengenal nafs (diri) nya, maka dia mengenal Tuhan nya.
2. WA MAN AROFA ROBBAHU FAQOD
JAHILAN NAFSAHU : Barang siapa mengenal Tuhannya maka dia merasa bodoh.
3. MAN TOLABAL MAULANA BIGHOIRI
NAFSI FAQODDOLA DOLALAN BA'IDA : Barang siapa yang mencari Tuhan keluar dari
dirinya sendiri maka dia akan tersesat semakin jauh.
4. IQRO KITAB BAQO KAFA BINAFSIKA
AL YAOMA ALAIKA HASBI : Bacalah kitab yang kekal yang berada di dalam diri
kalian sendiri.
5. ALLAHU BATHINUL INSAN, AL
INSANU ZHOHIRULLAAH: Allah itu bathinnya manusia, manusia adalah zhohirnya
(kenyataannya) Allah.
6. AL INSANU SIRI WA ANA SIRUHU:
Rahasia kalian adalah rahasia-Ku.
7. DALAM SETIAP RONGGA ANAK ADAM
AKU CIPTAKAN SUATU MAHLIGAI YANG DISEBUT DADA, DI DALAM DADA ADA QOLBU, DALAM
QOLBU ADA FUAD, DALAM FUAD ADA SYAGHOFA, DI DALAM SYAGHOFA ADA SIR, DALAM SIR
ADA AKU, TEMPAT AKU MENYIMPAN RAHASIA.
8. LAA YA'RIFALLAAHU GHOIRULLAH :
Yang mengenal Allah hanya Allah.
9. AROFTU ROBBI BI ROBBI : Aku
mengenal Tuhan melalui Tuhan.
10. MA 'AROFNAKA HAQQO
MA’RIFATAKA : Aku tidak mengenal Engkau, kecuali sampai sebatas pengetahuan
yang Engkau perintahkan.
Apakah kita bisa bertatap muka
secara langsung dengan Allah? Mari kita lihat Surat Al Baqarah ayat 1: ALIF LAM
MIM. Mengapa tidak dibaca ALAM atau ALIM??? HANYA ALLAH YANG MENGETAHUI
ARTINYA. Yang mengetahui Allah hanya Allah. Huruf Alif adalah milik Allah, Lam
untuk utusan Allah dan Mim untuk Muhammad (insan, manusia).
Antara Alif dan Mim ada Lam,
antara Allah dan manusia ada apa?? ADA SIR.
Sir dalam hal ini bisa berperan
sebagai utusan, sebagai pembawa berita, sebagai naluri, sebagai angan-angan
atau imajinasi, sebagai generator dan bisa juga sebagai mikro prosesor penerima
atau pengolah data.
TIDAK ADA SEORANG PUN YANG DAPAT
BERCAKAP-CAKAP DENGAN ALLAH, KECUALI DENGAN WAHYU, ATAU DARI BELAKANG TABIR,
ATAU DENGAN MENGIRIMKAN UTUSAN-NYA DENGAN SEIZIN-NYA.
( AS-SYUARA 42 : 51 ).
MULAI HARI INI AKU SINGKAPKAN
TABIR YANG MENUTUPI MATAMU, MAKA PENGLIHATANMU AKAN MENJADI TAJAM (AL QAAF 50 :
22).
TUHAN MENEMPATKAN DIRI ANTARA
MANUSIA DENGAN QOLBUNYA. (AL ANFAL 8 : 24).
Qolbu merupakan titik terendah
dari sumbu komunikasi vertikal kepada Allah. Tabir akan menjadi transparan dan
akan menjadi kabel penghubung untuk berkomunikasi dengan Allah, manakala kita
tidak ragu-ragu akan kebenaran Al Qur’an dan yakin akan keghoiban Allah dimana
qolbu merupakan pintu masuk ke alam ghoib. Komunikasi dengan Allah hanya bisa
melalui dzikir qolbu.
INILAH KITAB YANG TIADA
DIRAGUKAN, SUATU PETUNJUK BAGI MEREKA YANG TAKWA, YAITU MEREKA YANG BERIMAN
KEPADA YANG GHOIB.
( AL BAQARAH 2 : 2-3 )
DAN SEBUTLAH ( NAMA ) TUHANMU
DALAM HATIMU…( AL A’RAF 7 : 205 ).
DIA AKAN MEMBERI PETUNJUK KEPADA
HATINYA ( AT TAGABUN 64 :11 )
DIALAH JIBRIL YANG MENURUNKAN AL
QUR’AN KE DALAM QOLBUMU DENGAN SEIZIN ALLAH (AL BAQARAH 2 : 97).
Oleh karena itu seorang akan
betul-betul yakin kepada kebenaran Al Qur’an dan hakikat Dzat, setelah yang
bersangkutan mengalami hal-hal yang bersifat ghoib. Pengalaman ghoib itulah
yang sangat didambakan oleh para pencari Tuhan. Pengalaman ghoib itulah yang
disebut ilmu ilhamiah atau ilmu laduni yang lebih dipercayai oleh mereka para
sufi dari pada ilmu akal.
BARANG SIAPA YANG HATINYA DIBUKA
OLEH ALLAH KEPADA ISLAM (DAMAI) MAKA IA ITU MENDAPAT CAHAYA DARI TUHAN NYA.
(AZ ZUMAR 39 : 22).
Menurut Al Ghazali Dzat Allah itu
sangat terang benderang, sehingga hanya bisa ditangkap oleh mata hati.
CAHAYA DI ATAS CAHAYA (AN NUR
35),
DIA (ALLAH) TIDAK TERCAPAI OLEH
PENGLIHATAN MATA
(AL AN’AM 6 : 103).
YANG PERTAMA-TAMA AKU BERIKAN
KEPADA MEREKA (YANG BERIMAN) ADALAH NUR KU YANG AKU TARUH DI HATI MEREKA
(HADITS QUDSI).
Ketika Musa berdo’a ingin melihat
Tuhan, maka Tuhan berfirman :
ENGKAU (MUSA) TIDAK AKAN SANGGUP
MELIHAT AKU.
MAKA MANAKALA TUHANNYA
MEMPERLIHATKAN DIRI DI ATAS BUKIT, BUKIT ITU HANCUR DAN MUSA JATUH TIDAK
SADARKAN DIRI
(AL A’RAF 7 : 143).
Maka dengan demikian adalah
sangat terlarang untuk menyingkap tabir rahasia Allah, kita tidak boleh
melewati batas-batas yang telah ditetapkan Allah.
ALLAH MEMPUNYAI TUJUHPULUH HIJAB
CAHAYA DAN KEGELAPAN; SEANDAINYA DIA MENYIBAKKAN HIJAB-HIJAB ITU MAKA KEAGUNGAN
WAJAHNYA AKAN MEMBAKAR SEGALA YANG DILIHAT OLEH MAHLUK-NYA ( HADITS ROSULULLAH
).
Berpikirlah kamu tentang makhluk
Allah, jangan berpikir tentang Dzat Penciptanya.
Aku tidak mengenal Allah, kecuali
sampai sebatas pengetahuan yang telah Allah berikan kepadaku. ( Hadits
Rosulullah ).
Bila kita berusaha mencoba
menyingkap tabir tersebut, maka kita akan hancur lebur seperti halnya dalam
riwayat Nabi Musa yang ingin melihat Allah, dimana gunung sekalipun akan
hancur. Mengenal Tuhan harus melalui Tuhan. Dia yang mengenali dan Dia yang
dikenali adalah sama. Jasmani Musa dengan ke-aku-annya tidak mungkin bisa
berhadapan dengan Tuhan, karena tidak ada sesuatu wujud yang lain disamping
Allah. Kekasaran jasmani dan ke-aku-an merupakan tabir yang pekat.
Sesungguhnya Allah telah
memberikan peringatan kepada kita semua :
WA YUHADZDZITU KUMULLAHU NAFSAHU
: DIA MEMPERINGATKAN KA MU TERHADAP DIRINYA (AL IMRAN 3 : 30).
KULLU SYAI’IN HAALIKUN ILLAA
WAJHAHU : SEGALA SESUATU AKAN MUSNAH KECUALI WAJAHNYA (AL QASHASH 28 : 88).
Bila ingin berjumpa dengan Tuhan,
hancur luluhkan dirimu sendiri, ke-akuan-mu, egomu, tutup mata dan telingamu,
tutup semua ilmu dan teori tentang Dzat, kosongkan hati dan pikiranmu dari
segala sesuatu selain Allah semata, maka KE-AKU-AN TUHAN, RUH TUHAN dalam
dirimu akan muncul memperlihatkan JAMAL-NYA. AKU dan AKU saling bertemu dan
berdialog. Demikianlah apa yang dilakukan Musa selama 40 hari dan 40 malam,
sehingga Musa pun bisa menerima wahyu 10 Perintah Tuhan. Demikian juga Nabi
Muhammad SAW, menurut para sesepuh, wahyu pertama turun setelah 40 hari dan 40
malam di Gua Hira.
Sabda Rosulullah : Kita harus
bisa mati sebelum mati.
Komentar
Posting Komentar
SOLATLAH SEBELUM DI SOLATKAN.